Seringkali apparel favorit kita sering rusak setelah beberapa kali pencucian bahkan terkadang baru pertama kali dicuci pun sudah menunjukkan beberapa kerusakan kecil. Bagaimana caranya agar apparel kita awet dan bisa dipakai dalam jangka waktu yang relatif lama?

Mencuci produk apparel memang tidak boleh sembarangan. Kita harus memperhatikan warna dan jenis kain. Selain itu, jika produk apparel kita memiliki gambar atau tulisan yang tersablon kita juga harus memperhatikan jenis sablon yang menempel di kain.

Sebelum mencuci, ada baiknya kita memisahkan pakaian menurut jenis kain, warna, dan jenis sablon. Kita juga harus membaca washing instruction yang biasanya tertera pada label baju. Tapi bagaimana jika pakaian yang kita miliki tidak memiliki washing instruction atau malah justru sudah terlebih dahulu hilang? Nah, ini dia tips mencuci produk apparel dari kami.

Pemisahan Warna

Yang paling baik dalam mencuci baju adalah dengan memisahkan warna menjadi 3 kategori yaitu warna putih, warna terang, dan warna gelap. Pemisahan ini dimaksudkan untuk memperkecil resiko baju kelunturan.

Jika kita tak banyak waktu, setidaknya kita cukup memisahkan warna dengan 2 kategori dengan memasukkan pakaian putih ke warna terang dengan syarat kita tak boleh menggunakan pemutih pakaian. Pakaian berwarna gelap juga sebaiknya tidak dijemur di bawah sinar matahari langsung.

Jika terpaksa karena tidak ada tempat menjemur selain di bawah sinar matahari, usahakan agar baju tersebut dibalik dengan bagian dalam berada di luar sehingga warna di bagian luar pakaian tidak cepat memudar.

Pemisahan Jenis Kain

Jika pemisahan warna berfungsi untuk mencegah baju yang luntur mengenai baju yang berwarna cerah, pemisahan jenis kain berfungsi untuk mencegah kain menjadi rusak, melar, atau menyusut. Beda jenis kain beda juga cara mencucinya. Berikut ini cara mencuci produk apparel dari setiap jenis kain :

Cotton (katun)

Bahan ini sering dijadikan bahan kaos dikarenakan sifatnya yang lentur, mudah menyerap keringat, dan menimbulkan kesan sejuk jika dipakai. Biasanya beberapa jenis kaos yang diproduksi melalui beberapa macam proses seperti pre-shrunk dan reactive coloring process.

Proses pre-shrunk adalah di mana bahan katun direndam dengan air panas pada suhu tertentu untuk menyusutkan kain. Hal ini bertujuan agar kain tidak menyusut lagi setelah diterima oleh konsumen. Beberapa brand apparel terkenal biasanya sudah menerapkan proses ini.

Sedangkan reactive coloring process memungkinkan warna kain dapat dilunturkan pada proses sablon sehingga memungkinkan kita untuk menyablon dengan teknik discharge.

Bahan katun sebenarnya cukup tangguh dalam melewati proses pencucian. Katun dapat dicuci baik dengan tangan atau dengan mesin. Katun juga dapat dicuci dengan air dingin maupun hangat. Tapi jika bahan katun belum melewati proses pre-shrunk, kita harus memperhatikan suhu air agar tidak terlalu tinggi jika kita tidak ingin pakaian kita menyusut.

Untuk katun dengan pewarna reaktif, sebaiknya kita menghindari merendam baju dalam deterjen terlalu lama. Hal tersebut dapat membuat warna kain memudar. Ada baiknya juga kita menggunakan deterjen yang tidak terlalu keras.

Flannel

Bahan ini merupakan bahan campuran antara wool, katun, dan bahan sintetis. Dalam mencuci produk apparel berbahan ini, dianjurkan untuk mencucinya dengan air hangat agar kotoran dan bakteri yang menempel di kain bisa larut dengan air.

Akan tetapi, kita harus menjaga suhu agar tidak terlalu panas karena dapat menyebabkan serabut-serabut kecil pada permukaan kain dan membuat warnanya menjadi pudar. Penggunaan softener juga dianjurkan setelah mencuci bahan ini dengan deterjen.

Synthetic

Yang dimaksud kain sintetis adalah kain yang seratnya tidak langsung berasal dari serat alami seperti tumbuhan atau hewan. Contoh jenis kain adalah polyester, nylon, spandex, dan acrylic.

Warna pada kain ini tidak mudah luntur dan tidak mudah melar ataupun menyusut. Kelemahan kain ini adalah kusut. Mungkin kita menganggap hal ini sebagai hal yang sepele tapi kusut di kain sintetis ini dapat bersifat permanen.

Dalam mencuci apparel berbahan ini sebaiknya kita menggunakan air hangat. Setelah itu, jika kita menggunakan mesin cuci jangan sekali-sekali menggunakan pengering dengan panas dan putaran yang tinggi karena ini dapat menyebabkan kain kusut.

Denim

Jenis kain ini adalah kain kebangsaan anak muda. Kain ini sering dijadikan bahan produk apparel seperti celana, jaket, atau topi.

Sebelum mencuci denim, ada baiknya kita membalik apparel dengan bagian dalam di luar. Hal ini dilakukan untuk menghindari pewarna pada kain tersebut memudar dan mengenai pakaian lain. Gunakan deterjen yang agak lembut dalam mencuci. Usahakan untuk tidak terlalu sering mencuci denim.

Pemisahan Jenis Sablon

Selain jenis kain dan warna, jenis sablon juga harus kita perhatikan jika kita tak ingin gambar yang menempel di apparel memudar, rusak, atau bahkan menghilang. Jenis sablon ada bermacam-macam dari yang berbahan oil-based seperti plastisol atau yang berbahan water-based seperti rubber, super white, dan discharge.

Oil-Based

Sablon jenis ini memiliki ciri licin, tebal, dan mengkilap jika disentuh. Sablonan ini termasuk jenis yang bisa dibilang ‘tangguh’. Tidak ada aturan khusus dalam mencuci kecuali tidak mengucek terlalu keras pada sablonan. Dalam mencuci jenis sablon ini, justru kita lebih memperhatikan jenis kain.

Water-based

Sebenarnya, jenis sablon ini terdiri dari bermacam-macam jenis tinta. Yang pasti, kita harus menghindari penggunaan pemutih pada apparel yang menggunakan jenis sablon ini walaupun kain berwarna putih sekalipun.

Jika kita mencuci dengan air hangat usahakan suhu air di bawah 40º C. Pada jenis sablon rubber, jangan mengucek atau memeras pakaian terlalu keras pada bagian yang tersablon.


Cara pencucian yang telah kita bahas di atas memang terkesan sedikit ribet tapi tidak ada salahnya kita lakukan demi menjaga keawetan produk apparel kesayangan kita. Siapa tahu apparel lawas yang kita miliki nantinya akan jadi barang langka dan jadi buruan para kolektor.

Twig

Like this post? Share it.