Tipografi sudah ada sejak manusia mengenal tulisan. Meskipun begitu, teknik lawas ini dianggap gampang-gampang susah oleh sebagian desainer dan masih digunakan hingga sekarang. Adakah guideline yang memudahkan kita dalam membuat tipografi yang nendang?

Akhir-akhir ini sering kita temui desain yang hanya menampilkan tulisan yang didekorasi saja. Desain tipografi ini biasanya tertampang di media sosial seperti FB, Twitter, dan tentu saja Instagram. Selain media sosial, yang paling sering menggunakan desain tipografi adalah apparel.

Penggunaan tipografi di berbagai macam produk apparel memang tergolong lama. Hal ini disebabkan karena desain tipografi mudah untuk diterapkan pada cetak sablon. Garis yang membentuk tulisan hanya sebatas vektor yang tidak memiliki degradasi warna. Akan tetapi, bagi sebagian desainer teknik tipografi sedikit tricky.

Tipografi termasuk teknik yang gampang-gampang susah, apalagi jika dihadapkan dengan tulisan yang panjang. Lalu apakah ada kaidah-kaidah agar tipografi yang kita buat bisa memukau bagi siapa saja yang melihatnya?

Sebenarnya kami menghindari pemakaian kata ‘kaidah’ karena percaya atau tidak, pemakaian kata tersebut bakal membatasi kreativitas sang desainer. Kami lebih suka menyebutnya sebagai ‘inspirasi’, yang kalau dipakai ya syukur kalau tidak dipakai ya tidak apa-apa.

Yuk, kita telisik inspirasi buat tipografi tersebut satu per satu.

Menentukan Font

Font adalah elemen yang paling utama dalam desain tipografi. Font berfungsi layaknya nasi dalam nasi goreng. Kita sering beranggapan bahwa font adalah pilihan yang bisa dilakukan dengan sekali klik.

Akan tetapi, sebenarnya banyak desainer yang membuat font sendiri dengan keahlian tangannya. Di sini kita akan membahas apa saja yang dapat memberikan sebuah karakter pada sebuah tulisan.

Typeface

Banyak yang salah kaprah membedakan antara font dan typeface. Memang jika kebutuhan kita hanya untuk mengetik saja, kita tak perlu mengetahui perbedaan tersebut. Tapi jika kita tidak ingin memalukan dunia perdesainan kita tentu saja harus mengetahui perbedaannya.

Font sejatinya adalah typeface dengan ukuran, gaya (italic atau bold), atau jarak huruf tertentu. Sedangkan typeface adalah bentuk karakter tulisan. Jadi sebenarnya ‘Times New Roman’ itu adalah salah satu bentuk typeface.

Masing-masing typeface mempunyai karakter sendiri-sendiri. Typeface golongan serif yang memiliki kaki misalnya, jenis typeface ini membuat mata tidak mudah jenuh saat membaca paragraf yang panjang. Sedangkan typeface golongan sans yang tak berkaki memiliki karakter jelas dan cepat sehingga sering digunakan untuk papan nama di toko yang berada di pinggir jalan.

Untuk karakter yang paling dekoratif adalah handwriting. Typefaces jenis ini memliki karakter yang imajinatif dan gampang untuk dibentuk. Itulah mengapa jenis ini adalah jenis typeface yang paling banyak digunakan oleh para desainer.

Ukuran

Setiap typeface diciptakan dengan bentuk yang berbeda satu sama lain. Ada yang terlihat kurus, gemuk, atau ceper. Jadi walaupun jumlah huruf dan tulisannya sama, jumlah ruang yang dibutuhkan terkadang berbeda untuk untuk setiap typeface.

Tinggi typeface disebut dengan ‘x-height’ sementara lebar huruf disebut ‘set width’. Satuan ukuran yang sering kita jumpai adalah ‘point’ di mana 1 point memiliki lebar kolom 1/72 inchi.

Elemen ukuran dalam tipografi termasuk hal yang penting. Dengan membedakan ukuran, kita bisa menentukan fokus dan alur baca dari audience. Ukuran juga mempengaruhi sifat dari kata.

Contoh yang paling latah adalah tipografi di papan nama toko besi. Kita jarang menemui tulisan nama toko besi ditulis dengan ukuran yang kecil seperti toko kue. Ini dimaksudkan untuk membentuk karakter kokoh dan kuat.

Leading

Leading merupakan jarak vertikal dari setiap baris tulisan. Pada software pengolah kata, leading biasanya disebut spacing. Leading berfungsi sebagai pengatur komposisi setiap baris. Selain itu, leading juga berfungsi sebagai pengatur tempo baca. Ukuran leading yang nyaman dalam suatu paragraf berkisar antara 1,25 sampai 1,5 point.

Kerning

Kerning adalah pengaturan jarak pada setiap huruf demi terciptanya sebuah harmoni. Contohnya jika setelah huruf ‘A’ terdapat huruf ‘V’, jarak antara kedua huruf tersebut tidak sama dengan jarak antar huruf yang lain seperti ukuran set width.

Coba saja ketik kata ‘AV’ di komputer, pasti jarak kedua huruf tersebut lebih dekat dibandingkan dengan huruf yang lain. Kerning tentu saja tidak bisa diterapkan dalam mesin cetak jaman dulu ataupun mesin ketik.

Komposisi Warna

Warna paling ‘baureksa’ dalam jagad penulisan tentu saja hitam di atas putih. Tidak ada alasan yang fenomenal kenapa hitam di atas putih menjadi warna yang paling sering dipakai. Warna tersebut memang menghasilkan kontras yang paling besar. Akan tetapi, pasti kita akan bertanya bukankah putih di atas hitam juga menghasilkan kontras yang sama?

Memang putih di atas hitam memiliki kontras yang sama tetapi kita harus melihat dari sisi aplikasinya. Putih adalah warna paling basic pada selembar kertas dan hitam adalah warna paling basic untuk sebuah tinta. Tentu akan membutuhkan effort dan biaya yang tak sedikit jika kita membuat kertas hitam dan tinta putih.

Hal ini juga berlaku pada dunia cetak sablon. Warna dasar dari kain selalu putih dan akan memerlukan proses yang lebih rumit jika kita akan menyablon di atas kain yang berwarna hitam. Akan tetapi, seiring dengan kemajuan zaman kita sebenarnya bisa membuat dekorasi yang lebih berwarna dari sekedar hitam putih.

Warna Panas VS Dingin

Warna dapat memberikan presepsi suhu di dalam pikiran kita. Warna merah misalnya memiliki suhu yang panas dan biru memiliki suhu yang dingin. Pengkategorian warna berdasarkan suhu dapat membantu kita dalam mengatur kontras antara tulisan dan warna latar.

Pemakaian Multi Warna Dalam Typeface

Memakai banyak warna dalam satu typeface atau bahkan dalam setiap karakter huruf berfungsi untuk memberikan kesan muda dan dinamis pada sebuah tulisan. Kita bisa melihat contoh hal tersebut pada logo Google.

Pemakaian warna tentu saja tidak boleh sembarangan kalau kita tak ingin desain tipografi kita dianggap norak. Kita masih harus memperhatikan kontras dan spektrum warna.


Itu tadi beberapa cara untuk mendapatkan inspirasi di saat otak sudah mulai buntu. Dengan mengetahui jenis-jenis guideline, kita tak perlu lagi bengong di depan layar komputer selama berjam-jam.

Twig

Like this post? Share it.