Pakaian adalah salah satu hasil dari peradaban manusia. Hal ini memungkinkan kita untuk menelusuri evolusi manusia dari apa yang mereka pakai di tubuhnya.

Banyak yang bilang bahwa yang membedakan manusia dari hewan adalah pakaian yang manusia kenakan. Kalau kita amati, memang kita tak mungkin menemukan hewan yang memakai pakaian. Memakai kain yang dililit saja tak pernah ada apalagi memakai kaos.

Sekarang ini, dalam membuat pakaian diperlukan sebuah industri dengan sistem yang rumit. Dari proses bahan mentah menjadi benang, lalu dirajut menjadi lembaran kain, kemudian dipotong dan dijahit hingga menjadi pakaian yang kita pakai saat ini.

Akan tetapi, sistem yang rumit ini pasti punya cerita bagaimana semuanya berawal. Setiap zaman pasti punya keterbatasan sendiri-sendiri dimulai dari zaman pra sejarah sampai zaman dengan perkembangan teknologi yang cepat seperti zaman sekarang ini.

Pakaian Adalah Alat Pada Zaman Pra-Sejarah

Ilmuwan memperkirakan manusia telah memakai pakaian sekitar 170.000 tahun yang lalu. Orang-orang pada zaman ini tentu saja sama sekali tak punya pikiran untuk menjadikan pakaian sebagai mode ataupun tren.

Bayangkan saja, pada zaman ini yang disebut baju hanya potongan kulit hewan, dedaunan, atau pelepah pohon. Itupun sama sekali tak ada jahitan di sesuatu yang kita sebut baju tersebut karena peralatan yang diduga sebagai jarum jahit tertua yang pernah ditemukan hanya berumur 40.000 tahun. Tentunya model-model berbadan kekar tak mungkin berjalan di catwalk dengan potongan baju yang terlihat sama.

Pada zaman ini, baju adalah sebuah alat hasil penemuan canggih yang digunakan sebagai alat untuk menutupi kulit dari udara dingin atau panas terik matahari. Mungkin penemuan ini berawal dari penyakit manusia yang paling epic yaitu mengantuk setelah makan.  Mereka tertidur setelah mereka kenyang sehabis memakan hewan buruan.

Di saat mereka tertidur, mereka merasa kedinginan lalu secara reflek mereka menarik kulit sisa buruannya untuk menutupi tubuh mereka agar merasa hangat. Saat terbangun mereka merasa mendapat ilham dari arwah leluhur dan kemudian menggunakan kulit sebagai baju setiap saat. Selain kulit mereka juga mengenakan ranting atau semak belukar yang dianyam menjadi sebuah lembaran.

Setelah menemukan jarum jahit yang telah disebutkan di atas tadi, mereka mulai memotong dan membuat pola. Mereka juga mulai membuat peralatan lain seperti sabuk dan penutup kepala.

Tidak hanya untuk dipakai di badan, mereka juga memanfaatkan kulit yang dijahit sebagai penutup tenda untuk melindungi mereka dari hujan seandainya mereka tidak menemukan gua terdekat di Airbnb. Orang-orang di zaman ini juga mulai menggunakan serat tanaman yang dianyam menjadi sebuah kain kasar tapi memiliki sifat fleksibel seperti kain pada umumnya.

Craftsmanship Pada Zaman Pra Revolusi Industri

Di masa ini, manusia sudah lebih canggih dari sebelumnya. Mereka sudah bisa menciptakan alat pemintal dan penenun untuk mengubah serat menjadi benang dan benang menjadi kain. Kain tersebut dijahit secara tradisional hingga menjadi pakaian jadi atau yang disebut sebagai garmen.

Jenis model pakaian dan kain sudah mulai bervariasi pada zaman ini, dari wool, linen, hingga sutra. Masing-masing budaya memiliki jenis pakaian sendiri tergantung dari keadaan alam tempat mereka tinggal.

Pada awalnya jika ingin mendapatkan baju baru, orang-orang di zaman ini membeli kain pada pedagang lalu menjahit sendiri atau meminta orang lain orang lain untuk menjahitkannya. Pada zaman ini pula profesi penjahit mulai dikenal.

Industri garmen pada zaman ini lebih disebut konveksi rumahan daripada ‘industri’. Konveksi itupun biasanya hanya mengerjakan pakaian yang dikenakan oleh pasukan. Tak ada pabrik besar, yang ada hanyalah sebuah workshop. Oleh karena itu para pekerja di konveksi ini lebih pantas untuk disebut sebagai pengrajin.

Pakaian Jadi Yang Kita Sebut Garmen Pada Zaman Revolusi Industri

Berbagai penemuan di bidang teknologi mengubah tatanan perekonomian di eropa pada awal abad 19. Yang disebut alat produksi sekarang berubah menjadi mesin industri. Barang-barang yang sebelumnya diproduksi dalam skala kecil berubah menjadi skala besar tidak terkecuali industri pakaian jadi.

Berawal dari industri tekstil yang memproduksi kain secara besar-besaran, pasokan kain yang membludak membuat bisnis konveksi juga ikut-ikutan memproduksi pakaian. Apalagi pada masa ini terjadi perang dunia, di mana militer membutuhkan suplai seragam.

Department store mulai didirikan pada awal abad 20, menjual produk fashion dari berbagai produsen. Walaupun model-model baru pakaian mulai bermunculan, paling tidak model tersebut dapat bertahan hingga setahun atau bahkan lebih. Tidak seperti sekarang yang cuma bertahan mungkin beberapa bulan saja.

Karena produk-produk dari berbagai produsen dipajang dalam satu toko, maka branding dalam dunia fashion pun dimulai.

Apparel Di Era modern

Proses branding di zaman kita sekarang hampir bisa dibilang sesuatu yang wajib dilakukan oleh produsen pakaian. Di era sekarang ini, kita mungkin akan berbicara banyak tentang karakter gaya suatu merk, untuk siapa merk tersebut ditujukan, atau bahkan bagaimana merk tersebut akan menciptakan suatu tren.

Kita jarang membicarakan siapa yang membuat produk atau bagaimana produk itu dibuat. Ini merupakan sesuatu yang wajar karena memang banyak di antara brand apparel yang hanya fokus di desain produk dan pemasaran. Soal produksi diserahkan kepada vendor konveksi sebagai pihak ketiga yang kebetulan juga banyak yang berasal dari negara dunia ketiga.

Selain desain produk dan pemasaran, pemegang merk juga memiliki tim riset & pengembangan sendiri. Penemuan bahan kain baru terkadang dilakukan oleh pemegang merk. Dengan fungsi yang lebih dari sekedar mode, beberapa inovasi fashion bahkan dapat dikategorikan sebagai sebuah inovasi teknologi.


Perkembangan industri garmen memang berevolusi dari masa ke masa mengikuti berkembangnya peradaban manusia. Bagaimanapun juga manusia tetap selalu membutuhkan pakaian entah itu untuk mode ataupun sebagai kebutuhan primer. Siapa tahu kita akan menemukan pakaian yang setangguh metal, selentur kulit, dan seringan kapas.

Twig

Like this post? Share it.